Rabu, 03 Juli 2013

Bagaimana Nasib Pedagang Makanan di Bulan Puasa?




Bulan Ramadhan atau bulan puasa akan segera tiba, bulan di mana seluruh umat muslim di dunia akan melakukan ibadah puasa. Di Indonesia, bulan puasa juga membuat para pebisnis kuliner seperti pengusaha restoran, warung-warung makan, dan pedagang-pedagang makanan lainnya terpaksa tutup / tidak berjualan di siang hari.  Nah, pernahkah anda memikirkan bagaimana nasib mereka? Bagaimana cara mereka mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari di bulan puasa?

Mungkin para pemilik restoran besar tidak akan terlalu dirugikan karena mereka akan tetap memiliki omset penjualan yang lumayan sekalipun omsetnya menurun. Namun, bagaimana dengan para pengusaha kuliner kecil ber-omset rendah seperti penjual gorengan dan penjual-penjual makanan dan minuman pinggir jalan lainnya?

Ada sebagian pengusaha kuliner yang memilih tetap buka di bulan puasa. Kita tidak bisa menyalahkan mereka dan menganggap mereka tidak menghormati bulan puasa, karena mungkin mereka tidak memiliki keahlian lain untuk menghasilkan uang sementara harga bahan-bahan pokok di bulan itu pun cenderung akan naik.

Ormas-ormas anarkis yang mengatasnamakan agama seringkali tidak peduli pada nasib mereka, dengan kejamnya mereka menutup paksa dan bahkan tidak sungkan untuk berlaku kasar pada mereka karena dianggap tidak menghargai bulan puasa.

Tidak seharusnya para pedagang tersebut diperlakukan kasar seperti itu, mereka tidak punya pilihan lain, kecuali tentunya bila ada yang bersedia membiayai hidup mereka selama bulan puasa.

Lagipula pelanggan mereka adalah orang-orang yang sedang tidak berpuasa, seperti; orang non-muslim, wanita yang sedang “berhalangan”, orang yang sedang sakit, anak-anak yang belum kuat berpuasa dan sebagainya. Mereka juga menghormati dengan membuat tempat makan mereka menjadi lebih tertutup di bulan puasa.

Mengenai kemungkinan datangnya pelanggan muslim karena tergoda / tidak kuat puasa, itu adalah tanggung jawab diri mereka masing-masing, kalau kuat dan niat bahkan donat raksasa pun tak akan membuat mereka tergoda untuk memakannya.

Tambahan lagi, seharusnya warga muslim Indonesia merasa malu pada warga muslim yang tinggal di Negara-negara yang sebagian besar warganya tidak sedang berpuasa, mereka tetap bisa menjalankan ibadah puasa meskipun penjual-penjual makanan bisa ditemui di sepanjang jalan di siang hari setiap harinya.

Bagi anda yang berpuasa tetaplah lakukan ibadah puasa anda, anggap saja pedagang-pedagang makanan tersebut sebagai ujian kecil dalam ibadah puasa anda. Ingatlah bahwa pedagang makanan hanya mencari uang untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari.

Percayalah pada diri anda bahwa sekalipun para pedagang makanan tersebut buka, tapi anda tidak akan tergoda untuk makan di sana. Bukankah puasa adalah didalamnya termasuk menahan godaan? Bukan puasa namanya jika godaannya dihilangkan. Jika anda mampu menahan godaan tersebut barulah itu namanya berpuasa sejati.


0 komentar:

Posting Komentar